10 Hal yang Diremehkan Dalam Bulan Ramadhan
Assalamu'alaikum wr.wb
Kali ini My Lab kembali membahas yang berkaitan dengan puasa/bulan
Ramadhan.Bagi umat islam,Ramadhan adalah bulan yang sangat spesial
karena pahala-pahala kita akan dilipatkan oleh Allah S.W.T.Pasti
orang-orang berlomba-lomba untuk mencari pahala.Namun sangat disayangkan
beberapa dari kita (umat islam) lebih mengutamakan yang sunah daripada
yang wajib.Contohnya,orang berbondong-bondong melaksanakan shalat
Tharawih akan tetapi ketika shalat 5 waktu mesjid hanya terisi beberapa
shaff.Hal tersebut patut kita pikirkan.Nah,sobat mau tahu apa-apa saja
sebenarnya hal yang diremehkan ketika berpuasa di bulan Ramadhan
???.Berikut selengkapnya
1.Mengilmui Ibadah di Bulan Ramadhan.
Ilmu adalah pintu kebaikan.Siapa pun yang menghendaki
kebaikan,dia harus memulai dengan ilmu.Maka seorang muslim yang ingin
meraih
kebaikan bulan Ramadhan, pastilah dia harus mengilmui ibadah yang
dilakukan di
bulan ini. Mengilmui tentang puasa,tentang tata cara shalat
Tarawih,tentang
membaca Al-Quran, i’tikaf, zakat dan ibadah-ibadah lainnya.Sangat
disayangkan
banyak kaum muslimin yang meremehkan hal ini. Padahal,jika mereka
melakukan
ibadah tanpa ilmu,bisa jadi ibadah yang mereka lakukan akan menjadi
sia-sia,tidak diterima oleh Allah S.W.T.Akhirnya,kita pun banyak melihat
bermunculan berbagai perkara ibadah yang tidak dituntunkan oleh Allah
dan
Nabi Muhammad S.A.W di bulan mulia ini.Sehingga apa
yang mereka harapkan menjadi kebaikan,berbalik menjadi kerugian
semata.Semoga
Allah melindungi kita dari hal ini.
2.Niat Ikhlas Dalam Puasa
Puasa adalah ibadah yang sangat agung di bulan suci ini.Sampai-sampai
Allah pun mengkhususkan ibadah ini hanya untuk-Nya. Rasulullah S.A.W
bersabda,“Allah ‘azza wa jalla berfirman,semua amalan manusia adalah
untuknya kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan
Aku sendirilah yang akan membalasnya.” (Muttafaq ‘alaih) Ikhlas adalah
salah
satu syarat diterimanya suatu ibadah, selain harus sesuai dengan
tuntunan
Rasulullah S.A.W.Sehingga jika kita ingin puasa
kita diterima, pertama kita harus mengikhlaskan puasa kita hanya karena
Allah,
bukan karena ikut-ikutan rutinitas manusia atau karena niat yang lain.
Selain
itu, puasa kita harus sesuai dengan tuntunan atau tata cara puasa
Rasulullah dan ini tentu menuntut kita untuk
memperhatikan poin pertama yang kami sampaikan di atas, yaitu ilmu.
Sekadar mengingatkan,
bahwa yang dimaksud dengan niat adalah kehendak dalam hati untuk
melakukan
sesuatu amalan sehingga dalam tuntunan Rasulullah,niat untuk ibadah
tidak perlu diucapkan dengan lisan,termasuk di
antaranya niat untuk berpuasa.
3.Yang Wajib Lebih Utama Dari yang Sunah
Semangat yang menggebu terkadang menjadikan seseorang lalai
dengan skala prioritas yang harusnya diperhatikan. Inilah yang sering kita
saksikan pada bulan ini. Kaum muslimin terkadang lebih memerhatikan yang sunah
dengan melalaikan yang wajib. Padahal seharusnya yang wajib harus lebih
diperhatikan dari yang sunah, sedangkan yang sunah diusahakan tidak
ditinggalkan. Sebagai contoh, kita lihat kaum muslimin berbondong-bondong
shalat Tarawih berjamaah ke masjid sampai membuat masjid tak muat, padahal
shalat Tarawih tidak termasuk dalam shalat wajib. Namun sayang, mereka lupa
atau lalai shalat berjamaah di masjid untuk lima shalat waktu.Akan lebih parah lagi, jika ada seorang muslim yang lebih
memerhatikan hal yang mubah-mubah saja dari pada hal yang wajib. Atau bahkan
lebih parah dari itu, memerhatikan hal yang makruh atau haram dengan melalaikan
yang wajib. Na’udzu billah min dzalik.
4.Mengakhirkan Sahur dan Menyegerakan Berbuka
Yang ini, nampaknya banyak dianggap remeh oleh sebagian kaum
muslimin. Di antara mereka ada yang makan sahur jauh sebelum waktu sahar (akhir
waktu malam menjelang terbit fajar). Bahkan di antara mereka ada yang sama
sekali tidak makan sahur. Lalu ketika berbuka pun di antara mereka ada yang
mengakhirkannya sampai menjelang Isya. Semacam ini tentu saja bertentangan
dengan tuntunan Nabi S.A.W.Rasulullah bersabda, “Makan sahurlah, karena ada berkah
dalam makan sahur.” (Muttafaq ‘alaih) dan disebutkan pula dalam hadits Muttafaq
‘alaih (Riwayat al-Bukhari dan Muslim) bahwa antara makan sahur Rasulullah dengan adzan shubuh berselang sekitar bacaan 50
ayat al-Quran. Rasulullah juga bersabda,
“Pembeda antara puasa kita dengan puasa Ahlul kitab adalah makan sahur.”
(Riwayat Muslim). Adapun tentang menyegerakan berbuka, Rasulullah bersabda, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka
masih menyegerakan berbuka.” (Muttafaq ‘alaih). Dan yang dimaksud menyegerakan
berbuka di sini, segera berbuka setelah terbenam matahari. Karena jika
seseorang menyengaja berbuka sebelum terbenam matahari padahal dia tahu, maka
puasanya tidak sah alias batal.
5.Mulianya Waktu
Keagungan waktu dan urgensi memerhatikannya, sudah tidak
kita ragukan lagi. Sampai-sampai ada yang mengatakan, “waktu bagaikan pedang,
jika tidak kau patahkan dia yang akan menebasmu.” Maksudnya, jika waktu ini
tidak kita manfaatkan untuk hal-hal yang baik, niscaya dia bisa menjadi
bumerang yang mencelakakan kita. Nah, di bulan mulia ini, kemuliaan waktu
menjadi jauh lebih mulia dari biasanya. Namun sekali lagi sayang, banyak kaum
muslimin yang lalai akan hal ini. Mereka menghabiskan waktunya di bulan
Ramadhan untuk perkara kesenangan jiwa belaka. Dengan bercanda ria,
berjalan-jalan, tidur, ngobrol, begadang, dan seterusnya. Padahal jika mereka
mau memanfaatkannya untuk ibadah seperti membaca Al-Quran, berdzikir atau yang
lain, maka sesungguhnya di bulan ini amal ibadah kita dilipat gandakan
pahalanya.
6.Ramadhan Bulan Doa
Di antara rahasia yang sering dilalaikan,bahwa Ramadhan
adalah bulan doa.Dalam surat al-Baqarah ayat 186, Allah menyebutkan sebuah
keterangan tentang doa.Bahwa Allah dekat dengan hamba-Nya, dan Dia mengabulkan
doa orang yang berdoa kepada-Nya. Jika diperhatikan, ayat ini Allah sampaikan
di tengah-tengah ayat tentang puasa. Hal ini menunjukkan sebagaimana
dijelaskan para ulama bahwa Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk berdoa.
Terlebih lagi Rasulullah telah bersabda,
“Tiga doa yang tidak akan ditolak; doa seorang tua untuk anaknya, doa orang
yang berpuasa, doa orang yang bersafar.” (Dihasankan al-Albani dalam Shahihul
Jami’ no. 3032)
7.Antara Hemat dan Sedekah
Di antara keistimewaan amalan Nabi – shollallohu ‘alaihi wa
sallam – di bulan Ramadhan, beliau – shollallohu ‘alaihi wa sallam – lebih
banyak bersedekah dibandingkan bulan-bulan lainnya. Padahal beliau adalah orang
yang paling dermawan di bulan-bulan yang lain. Nah, tentunya ini menjadi
dorongan bagi kita sebagai umat beliau — shollallohu ‘alaihi wa sallam –, untuk
lebih banyak bersedekah di bulan Ramadhan. Anjuran untuk bersedekah ini tentu
menuntut kita untuk lebih berhemat dalam menggunakan harta untuk keperluan
duniawi. Inilah hal yang mungkin banyak dilalaikan. Yang sering terjadi malah
sebaliknya, pengeluaran untuk urusan duniawi; untuk membeli makanan sahur dan
buka, dan juga untuk membeli perlengkapan menyambut lebaran, lebih diperhatikan
dari pada pengeluaran untuk sedekah.
8.Keagungan Malam-Malam erakhir
Ada fenomena yang perlu dikoreksi. di awal-awal Ramadhan
mereka bersemangat melaksanakan ibadah seperti shalat Tarawih, membaca Al-Quran
dan sebagainya. Namun semakin mendekati akhir Ramadhan, mereka mulai “lemas”
dalam ibadah. Masjid-masjid yang tadinya penuh dengan jamaah, kini tinggal dua
atau tiga shaf saja. Padahal Allah lebih mengagungkan malam-malam terakhir
Ramadhan dibandingkan sebelumnya. Dan Rasulullah pun bertambah giat dalam beribadah jika telah memasuki sepuluh malam
terakhir bulan Ramadhan.
9.I’tikaf
Di antara sunnah (ajaran) Nabi yang banyak dilalaikan oleh kaum muslimin adalah i’tikaf. Berdiam di
masjid dan tidak keluar darinya, dalam rangka mengkhususkan diri untuk ibadah
kepada Allah S.W.T. Ibadah ini merupakan kebiasaan yang dilakukan Nabi pada 10 hari terakhir Ramadhan. Ibadah yang
mulia ini sering tidak bisa dilakukan oleh kaum muslimin, karena mereka sibuk
dengan persiapan menyambut hari raya. Seolah-olah, mereka sangat gembira dengan
hampir selesainya bulan Ramadhan. Padahal para pendahulu kita yang shalih,
merasa sedih ketika harus berpisah dengan bulan mulia ini. Lalu di manakah
posisi kita dibandingkan mereka?
10.Jangan Lupakan Tujuan Puasa
Kita semua tentu tahu tujuan agung ibadah puasa. Namun,
apakah kita sadar ketika Ramadhan telah berlalu, sudahkan kita mencapai tujuan
itu? Ketakwaan, sebagai tujuan dari ibadah puasa, tidak hanya dituntut pada
bulan Ramadhan saja. Bahkan ketakwaan harus senantiasa diusahakan mengiringi
kita di mana pun dan kapan pun. Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kamu di mana atau kapan pun kamu berada.” (Riwayat
at-Tirmidzi).Nah,setelah sobat ketahui hal-hal tersebut,sudah tidak ingin lagi mengulangi hal-hal tersebut bukan ???
Semoga di Bulan Ramadhan nanti amalan-amalan kita diterima oleh Allah S.W.T
Amiin....
0 komentar:
Posting Komentar