10 Permainan Tradisional Anak Indonesia yang Patut di Lestarikan
Masa
kecil merupakan masa yang paling bahagia bagi setiap orang tak
terkecuali bagi orang indonesia. Biasanya masa anak anak sarat dengan
berbagai macam permainan dan hiburan. seperti halnya pada masa kecil
saya. Ada berbagai macam permainan yang biasa dimainkan oleh anak anak
di indonesia, namun nampaknya di beberapa daerah permainan permainab
tradisional ini sudah mulai ditinggalkan oleh anak anak. mereka lebih
suka dengan mainan mainan modern.
1.Benteng
Permainan ini dimainkan oleh dua
kelompok, masing–masing kelompok terdiri dari 4 sampai 8 orang. Kedua
kelompok kemudian akan memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya
sebuah tiang, batu atau pilar yang disebut sebagai “benteng”. Tujuan
utama permainan ini adalah untuk menyerang dan mengambil alih “benteng”
lawan dengan menyentuh tiang atau pilar yang telah dipilih oleh lawan
dan meneriakkan kata benteng. Kemenangan juga bisa diraih dengan
“menawan” seluruh anggota lawan dengan menyentuh tubuh mereka. Untuk
menentukan siapa yang berhak menjadi “penawan”, ditentukan dari siapa
yang paling akhir menyentuh “benteng” mereka.
2. Congklak
Congklak
adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam
nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang
kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala
digunakan juga biji-bijian dari tumbuhan. Permainan congklak dilakukan
oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan
papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak
atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan
plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian,
batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah
lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2
lobang besar di kedua ujungnya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan
lobang besar di sisi kanannya dianggap sebagai milik sang pemain. Pada
awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua
orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih
lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah
kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi
biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan
mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan
dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila habis di lubang kecil di
sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang
berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia
berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.Permainan dianggap selesai bila
sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang
besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji
terbanyak.
3. Kelereng
Kelereng
adalah mainan kecil berbentuk bulat yang terbuat dari kaca atau tanah
liat. Ukuran kelereng sangat bermacam-macam, umumnya 1,25 cm. Permainan
kelereng ini biasanya dimainkan oleh anak sekolah dasar umur 7 tahun.
Ternyata, kelereng juga dapat ditemukan di belahan dunia lain. Sejak
abad ke-12, di Prancis, kelereng disebut dengan bille, artinya bola
kecil. Lain halnya di Belanda, kelereng dikenal dengan nama knikkers. Di
Inggris ada istilah marbles untuk menyebut kelereng. Marbles sendiri
digunakan untuk menyebut kelereng terbuat dari marmer yang didatangkan
dari Jerman.
4. Galasin
Galah Asin
atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis
permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan
grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari
3–5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa
lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk
meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan
proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan. Permainan
ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis
yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segi empat dengan
ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap
bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat
giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang
menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota
grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka
mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha
untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas
bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis
batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai
akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah
lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit
karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin
jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
5. Gasing
Gasing
adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada
suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai
situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Sebagian besar gasing dibuat
dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain.
Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing
umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat
dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada
panjang lengan orang yang memainkan.
6. Kasti
Kasti atau
Gebokan merupakan sejenis olahraga bola seperti halnya olahraga softball
atau baseball. Permainan yang dilakukan 2 kelompok ini menggunakan bola
tenis sebagai alat untuk menembak lawan dan tumpukan batu untuk
disusun. Siapapun yang berhasil menumpuk batu tersebut dengan cepat
tanpa terkena pukulan bola adalah kelompok yang memenangkan permainan.
Pada awal permainan, ditentukan dahulu kelompok mana yang akan menjadi
penjaga awal dan kelompok yang dikejar dengan suit. Kelompok yang
menjadi penjaga harus segera menangkap bola secepatnya setelah tumpukan
batu rubuh oleh kelompok yang dikejar. Apabila bola berhasil menyentuh
lawan, maka kelompok yang anggotanya tersentuh bola menjadi penjaga
tumpukan batu.
7. Layang-layang
Permainan
layang-layang, juga dikenali dengan nama wau merupakan satu aktivititas
menerbangkan layang-layang tersebut di udara. Pada musim kemarau di
Indonesia anak-anak selalu bermain layang-layang karena anginnya besar.
8. Petak Umpet
Dimulai
dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi “kucing” (berperan
sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya
akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya
dia menghadap tembok, pohon atau apa saja supaya dia tidak melihat
teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh,
mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut. Jika ia menemukan
temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang
seru adalah, ketika ia mencari, ia biasanya harus meninggalkan
tempatnya. Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang
bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang telah ditemukan,
artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu
dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan
mencari lagi. Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang
pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya. Ada satu istilah
lagi dalam permainan ini, yaitu “kebakaran” yang dimaksud di sini adalah
bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan
diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari
persembunyiannya.
9. Yo-Yo
Yo-yo
adalah suatu permainan yang tersusun dari dua cakram berukuran sama
(biasanya terbuat dari plastik, kayu, atau logam) yang dihubungkan
dengan suatu sumbu, di mana tergulung tali yang digunakan. Satu ujung
tali terikat pada sumbu, sedangkan satu ujung lainnya bebas dan biasanya
diberi kaitan. Permainan yo-yo adalah salah satu permainan yang populer
di banyak bagian dunia. Yo-yo dimainkan dengan dengan mengaitkan ujung
bebas tali pada jari tengah, memegang yo-yo, dan melemparkannya ke bawah
dengan gerakan yang mulus. Sewaktu tali terulur pada sumbu, efek
giroskopik akan terjadi, yang memberikan waktu untuk melakukan beberapa
gerakan. Dengan menggerakkan pergelangan tangan, yo-yo dapat
dikembalikan ke tangan pemain, di mana tali akan kembali tergulung dalam
celah sumbu
10.Balap Karung
Balap
karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari
kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian
bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat
persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung
tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak
dan makan kerupuk.
0 komentar:
Posting Komentar